9 Mitos Tentang Lemak Yang Tak Harus Anda Percaya Lagi

apa yang terjadi jika terlalu banyak mengonsumsi lemak?

SadamantraLemak merupakan salah satu makronutrien yang dibutuhkan oleh tubuh manusia.

Namun, masih banyak orang yang beranggapan bahwa lemak adalah makronutrien yang berbahaya dan harus dihindari.

Akibatnya, banyak orang yang menjalani diet rendah lemak, bahkan tanpa disadari mereka mengonsumsi makanan yang tinggi gula dan karbohidrat olahan.

Berikut ini adalah deretan 9 mitos mengenai lemak yang perlu diluruskan:

1. Lemak berbahaya untuk jantung

FAKTANYA, tidak semua lemak berbahaya untuk jantung. Lemak tak jenuh tunggal, lemak tak jenuh ganda, dan lemak omega-3 justru bermanfaat untuk kesehatan jantung.

Lemak-lemak ini dapat membantu menurunkan kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kolesterol baik (HDL).

Lemak jenuh dan lemak trans, di sisi lain, dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Lemak jenuh ditemukan dalam daging, susu, dan produk olahannya.

Lemak trans, yang telah dilarang di Indonesia sejak 2020, ditemukan dalam makanan cepat saji, makanan olahan, dan margarin.

2. Makanan tinggi lemak tidak baik untuk kolesterol

FAKTANYA, makanan tinggi lemak tidak selalu buruk untuk kolesterol.

Jika lemak yang dikonsumsi adalah lemak tak jenuh tunggal, lemak tak jenuh ganda, atau lemak omega-3, maka makanan tersebut justru dapat membantu menurunkan kolesterol jahat dan meningkatkan kolesterol baik.

3. Lemak membuat berat badan bertambah

FAKTANYA, lemak tidak membuat berat badan bertambah begitu saja. Asupan kalori yang berlebih, baik dari lemak, karbohidrat, maupun protein, yang menyebabkan berat badan bertambah.

Lemak memang memiliki lebih banyak kalori per gramnya daripada karbohidrat atau protein.

Namun, lemak juga dapat membantu memberikan rasa kenyang. Akibatnya, kita cenderung makan lebih sedikit jika mengonsumsi makanan berlemak.

4. Lemak harus dihindari saat diet

FAKTANYA, lemak justru penting untuk diet. Lemak dapat membantu memberikan rasa kenyang dan meningkatkan metabolisme.

Namun, penting untuk mengonsumsi lemak yang sehat, seperti lemak tak jenuh tunggal, lemak tak jenuh ganda, dan lemak omega-3.

5. Produk rendah lemak lebih sehat

FAKTANYA, produk rendah lemak tidak selalu lebih sehat. Jika lemak dalam produk tersebut diganti dengan gula tinggi, maka produk tersebut justru dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

6. Lemak nabati selalu lebih sehat

FAKTANYA, tidak semua lemak nabati lebih sehat. Minyak sawit, minyak inti sawit, dan minyak kelapa merupakan lemak nabati yang tinggi lemak jenuh.

Lemak-lemak ini dapat meningkatkan kolesterol jahat dan meningkatkan risiko penyakit jantung.

Sebaliknya, minyak zaitun, minyak canola, dan minyak kacang-kacangan merupakan lemak nabati yang sehat. Lemak-lemak ini dapat membantu menurunkan kolesterol jahat dan meningkatkan kolesterol baik.

7. Lemak trans adalah lemak sehat

FAKTANYA, lemak trans adalah lemak yang paling tidak sehat. Lemak trans dapat meningkatkan kolesterol jahat dan menurunkan kolesterol baik, meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2.

8. Semua lemak jenuh berbahaya

FAKTANYA, tidak semua lemak jenuh berbahaya. Lemak jenuh yang ditemukan dalam makanan alami, seperti daging, susu, dan kacang-kacangan, tidak selalu berbahaya.

Namun, penting untuk membatasi asupan lemak jenuh, terutama lemak jenuh yang ditemukan dalam makanan olahan, seperti makanan cepat saji dan makanan olahan.

9. Lemak tidak diperlukan untuk tubuh

FAKTANYA, lemak merupakan makronutrien yang penting bagi tubuh. Lemak berperan dalam berbagai fungsi tubuh, termasuk:

  • Menyediakan energi.
  • Membantu menyerap nutrisi vitamin A, D, dan E juga vitamin K.
  • Menjaga kesehatan kulit, rambut, dan mata.
  • Membantu produksi hormon.
  • Membantu melindungi organ vital.

Oleh karena itu, penting untuk mengonsumsi lemak yang sehat dalam jumlah yang tepat.

Kesimpulannya, lemak merupakan makronutrien yang penting bagi tubuh. Namun, kita perlu mengonsumsi lemak yang sehat, seperti lemak tak jenuh tunggal, lemak tak jenuh ganda, dan lemak omega-3.

Itulah ulasan mengenai 9 mitos lemak yang tidak harus Anda percayai lagi, maka ingat! bilamana mendapatkan informasi yang aneh dan sumbernya tidak jelas, jangan langsung percaya, apalagi main sebar-sebar saja ke grup chat atau medsos, sekarang kan sudah tahun 2024 lho, masa masih gampang kegocek sih ;D

Berbagi itu Mengenyangkan!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.