Sadamantra — Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan kekayaan hayati paling besar di dunia. Dari sabang sampai merauke, hutan-hutan tropisnya menyimpan banyak keajaiban alam yang belum tentu bisa ditemukan di tempat lain.
Salah satunya adalah pohon-pohon unik dan langka yang hanya tumbuh di tanah Nusantara. Keberadaan pohon-pohon ini bukan cuma penting untuk keseimbangan ekosistem, tapi juga memiliki nilai budaya, ekonomi, bahkan medis.
Sayangnya, tak semua orang tahu atau peduli dengan pohon-pohon langka ini. Banyak dari mereka kini terancam punah akibat penebangan liar, alih fungsi lahan, dan minimnya pelestarian.
Padahal, sebagian pohon ini sudah ada sejak ratusan bahkan ribuan tahun lalu. Keberadaannya bisa dibilang sebagai saksi bisu sejarah panjang negeri ini.
Karena itu, penting untuk mengenal lebih jauh pohon-pohon unik dan langka di Indonesia. Lewat artikel ini, kita akan bahas beberapa pohon yang masuk kategori endemik dan langka, keunikan yang mereka miliki, serta bagaimana upaya pelestariannya agar tidak lenyap begitu saja.
Pohon Endemik yang Hampir Punah
Indonesia memiliki banyak pohon endemik, yaitu pohon yang hanya bisa ditemukan di wilayah tertentu di Indonesia. Salah satu contohnya adalah Pohon Eboni (Diospyros celebica) yang hanya tumbuh di Sulawesi.
Kayunya yang keras dan berwarna hitam pekat membuatnya diburu untuk dijadikan perabot mewah. Karena eksploitasi berlebihan, populasi pohon ini terus menurun.
Lalu ada Pohon Ara Itam (Ficus padana), pohon langka yang hanya ditemukan di wilayah Sumatra. Keberadaannya semakin jarang terlihat karena hutan tempatnya tumbuh terus tergerus.
Belum lagi pohon Cempaka Kuning (Michelia champaca), yang terkenal karena bunganya yang harum dan banyak digunakan dalam upacara adat di beberapa daerah.
Contoh lainnya adalah Pohon Mentawai (Xanthophyllum mentawiense) yang hanya ditemukan di Kepulauan Mentawai. Karena habitatnya terbatas dan banyak wilayah hutannya berubah jadi area pertanian dan pemukiman, keberadaan pohon ini jadi sangat kritis.
Pohon ini bahkan masuk dalam daftar merah IUCN sebagai spesies yang terancam punah.
Keunikan Pohon Bajakah, Ulin, dan Cendana
Mari kita bahas tiga pohon yang cukup populer karena keunikannya: Bajakah, Ulin, dan Cendana.
Bajakah adalah pohon yang berasal dari hutan Kalimantan. Yang menarik, akar bajakah dipercaya memiliki khasiat menyembuhkan kanker. Meskipun klaim ini masih dalam tahap penelitian ilmiah, banyak masyarakat
Dayak sudah sejak lama menggunakan bajakah sebagai ramuan tradisional. Selain itu, bajakah juga dikenal sangat kuat dan tahan lama jika dijadikan bahan bangunan.
Ulin atau biasa disebut “kayu besi” adalah pohon asli Kalimantan. Pohon ini tumbuh sangat lambat namun menghasilkan kayu yang super keras dan tahan terhadap rayap maupun air.
Tidak heran jika kayu ulin dulu banyak digunakan untuk membangun jembatan, rumah adat, hingga pelabuhan. Sayangnya, karena pertumbuhannya yang sangat lambat, pohon ini kini makin sulit ditemukan.
Cendana adalah pohon penghasil minyak atsiri yang wangi dan bernilai tinggi. Cendana banyak ditemukan di Nusa Tenggara Timur, khususnya di Pulau Timor.
Minyak cendana digunakan dalam industri parfum, kosmetik, bahkan upacara keagamaan. Yang membuatnya unik, pohon cendana merupakan jenis hemiparasit—ia hidup dengan menyerap nutrisi dari akar pohon lain.
Karena permintaan pasar yang tinggi dan cara tumbuhnya yang rumit, cendana juga termasuk salah satu pohon yang rawan punah.
Usaha Pelestarian
Melestarikan pohon-pohon langka bukan perkara mudah. Tapi bukan berarti tidak bisa dilakukan. Pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan komunitas lokal sebenarnya sudah banyak melakukan upaya untuk menjaga keberadaan pohon-pohon ini.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah pembibitan dan reboisasi.
Beberapa kebun raya seperti Kebun Raya Bogor dan Kebun Raya Purwodadi memiliki program konservasi pohon langka dengan menanamnya di luar habitat aslinya untuk menjaga populasinya tetap ada. Program ini cukup berhasil untuk beberapa jenis pohon seperti cendana dan eboni.
Selain itu, ada juga pendekatan berbasis masyarakat. Di beberapa daerah, masyarakat diajak untuk ikut menjaga hutan lewat program hutan adat atau hutan desa.
Di Kalimantan, misalnya, masyarakat Dayak aktif menjaga pohon bajakah karena tahu nilai medis dan budaya yang dimilikinya. Pendekatan seperti ini terbukti lebih efektif karena melibatkan orang yang memang tinggal di sekitar hutan.
Pendidikan juga berperan penting. Anak-anak sekolah mulai dikenalkan pada pentingnya menjaga keanekaragaman hayati sejak dini. Lewat pelajaran, kunjungan ke kebun raya, atau kampanye lingkungan, mereka diajak untuk mencintai pohon dan memahami manfaatnya.
Tak kalah penting adalah regulasi. Pemerintah telah mengeluarkan peraturan perlindungan terhadap beberapa jenis pohon langka. Namun, penerapan hukum di lapangan masih menjadi tantangan. Penebangan liar masih sering terjadi dan sulit diberantas jika tidak ada pengawasan ketat.
Pohon-Pohon Unik Lainnya
Selain yang sudah disebutkan, Indonesia masih punya banyak pohon unik yang jarang dikenal. Contohnya adalah Pohon Ramin (Gonystylus bancanus) yang tumbuh di lahan gambut Sumatra dan Kalimantan. Kayunya digunakan untuk bahan furnitur mewah dan kini masuk daftar CITES karena terancam punah.
Ada juga Pohon Mersawa (Anisoptera spp.), sejenis pohon besar yang bisa mencapai tinggi 60 meter. Kayunya banyak digunakan di industri, tapi populasinya terus menurun. Jenis lainnya seperti Pohon Gaharu (Aquilaria malaccensis) menghasilkan resin wangi yang sangat mahal dan digunakan dalam parfum kelas atas.
Yang tak kalah menarik adalah Pohon Damar (Agathis dammara). Getahnya bisa digunakan untuk bahan lilin, pernis, bahkan pengawet makanan. Namun, karena eksploitasi berlebihan dan konversi lahan hutan menjadi perkebunan, damar pun makin sulit ditemui.
Indonesia adalah rumah bagi ratusan bahkan ribuan jenis pohon unik dan langka yang tidak ada duanya di dunia. Sayangnya, banyak dari pohon-pohon itu kini berada di ambang kepunahan. Faktor utama penyebabnya adalah ulah manusia sendiri—baik karena keserakahan maupun ketidaktahuan.
Namun, harapan belum hilang. Lewat pelestarian, pendidikan, dan keterlibatan masyarakat, pohon-pohon ini masih bisa diselamatkan. Kita semua punya peran dalam menjaga kekayaan alam ini. Karena kalau bukan kita yang menjaga, siapa lagi?